Kenapa Warga Dayeuhluhur Bergejolak?

Fakta dan sejarah adalah kebenaran. Usaha dan rekayasa model apapun tidak akan bisa memaipulasinya. Pun dengan Dayeuhluhur. Akhir-akhir ini, geliat pemekaran Cilacap Barat kian bersuara lantang dari sudut pelosok kecamatan paling ujung perbatasan di Jawa Tengah. Bendera Merah telah dikibarkan dari bumi Dayeuhluhur. Genderang perubahan kian menyeruak. Kabupaten Majenang beribukota Majenang siap diproklamirkan sebagai salah satu kabupaten resmi Indonesia.

Namun, bagaimanapun juga orang Dayeuhluhur tidak mau jadi orang Cilacap. Orang Dayeuhluhur itu berbeda dengan komunitas lain di Jawa Tengah, wabil khusus Cilacap. Mereka merupakan ras Sunda, bukan ras Jawa. Teritori Dayeuhluhur pun terletak lebih menjorok ke Jawa Barat. Wajar, bila perjuangan kemerdekaan rakyat Dayeuhluhur akan terus berakar kuat, sarat, kian terbuka dan terus meledak. Mereka tidak akan berhenti atau dihentikan oleh kekuatan apapun, kecuali bila hak, budaya dan latar belakang sejarah mereka untuk menjadi ‘tetangga’ yang baik bagi Cilacap dipenuhi.



Ada empat faktor yang mendasari warga Dayeuhluhur menuntut “merdeka” dan berdaulat di luar jajahan manapun. Pertama, faktor sejarah. Latar sejarah menerangkan, bahwa Dayeuhluhur merupakan cikal bakal berdirinya Kabupaten Cilacap. Kerajaan Dayeuhluhur yang dahulu kala sempat berdiri sepanjang empat generasi adalah sebagai bukti. Tak bisa dinafikan! Kalaupun ada garis pararel maupun hubungan politik dengan Cilacap, itu hanya akibat rekayasa penjajah Belanda semata.

Kedua, faktor hak merdeka. Universal Declaration on Human Right dan Internal right to self-determination merupakan hak penentuan nasib sendiri bagi kelompok etnis, budaya atau bangsa untuk memiliki daerah kekuasaan tertentu dalam batas teritori yang telah ada.

Ketiga, faktor budaya. Suatu kelompok etnis atau bangsa berhak menjalankan pemerintahan sendiri, di dalam batas teritori yang ada, berdasarkan agama, bahasa dan budaya yang dimilikinya. Rakyat Dayeuhluhur menuntut haknya untuk menjadi bagian yang merdeka dan setara dengan masyarakat Kabupaten Cilacap, atas perbedaan ras dan budaya tersebut.

Keempat, realitas di Dayeuhluhur membuktikan adanya perlawanan rakyat menentang “penjajahan” dan dominasi penguasa “Tuan Meneer” Cilacap. Ini merupakan manifestasi dari makna faktor budaya, latar sejarah yang berbeda dan terlebih hak sebagai dasar hukum di mana rakyat Dayeuhluhur berhak untuk merdeka di luar Cilacap. Hal ini juga dipicu oleh faktor ekonomi berkaitan dengan marginalisasi sector pembangunan yang dinilai tidak meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

Pernyataan seorang tokoh masyarakat adat Dayeuhluhur kiranya bisa dijadikan rujukan atas kemarahan mereka. “Kadang saya sangat marah kepada Tuhan. Dia telah menganugerahkan Dayeuhluhur dengan kekayaan yang begitu melimpah, tetapi orang luar datang dan mengambil semuanya dari kami. Rakyat Dayeuhluhur layaknya tikus yang mati di lumbung padi”.

Mari kita bergandeng tangan, menyongsong perubahan itu! Tangan Terkepal dan Maju Kemuka! Lawan segala bentuk dominasi dan hegemoni yang akan membelenggu kebebasan kita! Duduk Tertindas atau Bangkit Melawan!

Ditulis oleh Nana Suryana
Penulis adalah warga Desa Hanum Kecamatan Dayeuhluhur, Cilacap

9 komentar untuk "Kenapa Warga Dayeuhluhur Bergejolak?"

  1. Mengada2..aya aya wae..mana bisa gabung dengan jawa barat..sukuisme, nikmati anugerah yg di berikan Tuhan aja..ada kata2 merdeka? kasihan betul merasa terjajah lantas siapa yg menjajah..pembodohan namanya..berbeda untuk menjadi satu bukan sebaliknya.

    BalasHapus
  2. ia kang anto, secara faktual wilayah dayeuhluhur itu jawa tengah,tapi secara historis,geografis lebih dekat ke jawa barat..tapi menurut saya sih lebih baik kita bekerja untuk kemajuan dayeuhluhur.one day i will back to my village,i want to devolep my village,what ever bolang is my village,place i was born

    BalasHapus
  3. Ha ha.......lucu lucu lucu......masih aya keneh wae nu kitunya.......

    BalasHapus
  4. hayuu babarengan rebut kembali kemerdekaan kita, kesejahtraan masyarakat kita..

    BalasHapus
  5. Hi hi hi KITA ADALAH INDONESIA; Pisah atau masuk; jangan alasan KESUKUAN, ADAT, ATAU BUDAYA. Apa pun Budayanya, Kita indondonesia.

    BalasHapus
  6. Dayeuhluhur mau gabung ke Jabar ya mana bisa? Pemekaran wilayah jadi Kab. Cilacap Barat cuma wacana sj. Mulai dari sekarang tingkatkan pembangunan di Dayeuhluhur........

    BalasHapus
  7. Menurut saya pembangunan di Jawa Tengah cukup gilar-gilar atau sedang menggeliat contohnya pembangunan jalan beraspal dari desa majingklak ke desa dayeuluhur di Cilacap, meskipun saya tidak menafikan bahwa pembangunan di Dayeuluhur mmg sedikit "diabaikan".. saya juga turut prihatin bagaimana desa dayeuluhur justru tidak mendapatkan perhatian khusus dari kabupaten Cilacap. Mungkin karena keterbatasan dana dari pemerintah setempat ATAU memang itu keinginan dari warga setempat sendiri yang memang ingin mengasingkan diri dan terus mengkondisikan lingkungan sosial budayanya supaya tidak banyak campur tangan dari orang asing. Yang jelas potensi desa Dayeuluhur (berbudaya sunda namun masuk daerah Jawa) memang unik dan patut diperhitungkan terutama potensi wisata

    BalasHapus
    Balasan
    1. lembur kami mah di panulusan ancur keneh jalana kaka hehe

      Hapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Komentar anda akan di moderasi terlebihdahulu. Silahkan kirim komentar dengan bijak, tidak mengandung unsur SARA dan SPAM